Saturday, May 14, 2011

Celoteh dalam Kesendirian

Satu pernyataan paling egois yang pernah saya dengar adalah


"pokoknya jangan nyakitin orang deh kalau kita sendiri nggak mau disakitin"

Berlaku positif ternyata hanya untuk kepentingan diri sendiri, saya kira merupakan sebuah keegoisan.



And all i can taste is this moment
And all i can breathe is your life
Cause sooner or later it's over
I just don't wanna miss you tonight


Kaum intelektual muda seharusnya berani menyampaikan apapun pendapatnya meskipun belum memiliki dasar teori yang tepat. Berbeda pendapat atau berbeda pemikiran itu sangat wajar. Yang mengherankan adalah ketika tidak bisa membantah pemikiran orang lain kemudian segera menetapkan bahwa itu merupakan sebuah kegiatan indoktrinasi. Sarannya adalah, jadilah intelektual yang berani, bebaskan pikiran dari belenggu apapun, biarkan mulutmu menggelontorkan seluruh hal yang kau setujui. Jangan hanya menjadi pengecut dengan menggunjingkan pemikiran dari orang-orang yang tidak kau setujui.


Bicara lagi mengenai pendidikan dan dunia kampus, tolong ciptakan kehidupan kampus yang bersih. Dimulai dari kamar mandi yang bersih, koridor kelas yang bersih, pun pemikiran yang bersih dari segala sampah.


Berbagi pekerjaan dalam sebuah tim itu penting, merasa lebih kompeten itu juga penting. Namun satu hal yang lebih penting, percaya pada rekan satu tim akan memperkokoh pondasi persahabatan.


Begitu banyak tugas di satu sisi memberikan pelatihan kepada mahasiswa untuk biasa bekerja keras. Namun tidakkah para penggagas kurikulum ini menyadari, bahwa hal tersebut menghambat pengabdian yang harusnya dilakukan oleh mahasiswa. Lupakah mereka pada Tri Dharma Perguruan Tinggi?


Presiden makin giat meluaskan politik pencitraannya di segala aspek kehidupan bangsa Indonesia. Secara tidak langsung hal ini berhasil menguak mental bangsa Indonesia yang masih mementingkan kulit dibandingkan dengan isi. Kenyataan ini nampak juga pada dunia pendidikan tinggi, negara ini memproduksi semakin banyak sarjana yang hanya memiliki modal ijazah, tanpa kompetensi yang sesuai dengan gelar kesarjanaannya.


Sejarah membuktikan bahwa pada masa awal renaissance teknologi dibuat dengan menjunjung ideologi social utility of science. Dan hari ini saya menjadi setuju bahwa tidak ada sesuatu hal pun yang diciptakan di dunia ini dengan bebas nilai, termasuk seni. Karena ketika kita menyatakan seni untuk seni dan memperjuangkan seni yang bebas nilai, sesungguhnya sedang terjadi pemaksaan masuknya sebuah nilai pada seni tersebut.



Kurnia Yunita Rahayu

No comments:

Post a Comment