Saturday, February 25, 2012

Aku, mengamininya

Semoga kita tidak bertemu titik, 

Terima kasih, ya. Suka sekali dengan analogimu.

Sunday, February 5, 2012

Selalu

Selalu, menghabis pagi dengan memutar lagu-lagu dari urutan main yang sudah saya kelompokkan dengan apik. Saya tidak terlalu mengikuti deras arus perkembangan musik dalam negeri maupun mancanegara. Selalu, saya menyebut musik dan lirik pilihan itu sebagai lagu sepanjang masa, sepanjang masa akan saya suka, dan persetan dengan yang lain.

Meski berkutat dengan hal yang selalu, saya sempatkan waktu untuk melirik urutan main lain yang tersimpan di harddisk. Saya dapati beberapa lagu disimpan oleh kakak lelaki. Unik, dia punya karakter lagu khas yang disuka. Karakter utamanya yaitu tidak ada lagu dari tahun 2000-an. Ya, dia pecinta musik yang berkiprah di bawah 2000-an, katakanlah dia seorang dengan selera musik jadul. 


Bicara selera bermusik, saya dan kakak punya gairah musik yang sama kuat. Kami senang menghabis waktu, suara, dan uang di tempat-tempat karaoke yang beberapa tahun belakangan begitu populer. Dan, ada beberapa lagu yang pasti kami nyanyikan apa pun situasinya, bagaimana pun iklim hati. Salah satunya lagu ini, yang saya putar lebih dari dua puluh kali pagi ini.
This Romeo is bleeding, but you can't see his blood, it's nothing but some feelings, that this old dog kicked up.
It's been raining since you left me, now I'm drowning in the flood, you see I've always been a fighter, but without you I give up. Now I can't sing a love song, like the way it's meant to be, well, I guess I'm not that good anymore, but baby, that's just me. 
And I will love you, baby - Always, and I'll be there forever and a day - Always, i'll be there till the stars don't shine, till the heavens burst and the words don't rhyme, and I know when I die, you'll be on my mind, and I'll love you - Always 
Now your pictures that you left behind, are just memories of a different life, some that made us laugh, some that made us cry. One that made you have to say goodbye. What I'd give to run my fingers through your hair
To touch your lips, to hold you near. When you say your prayers try to understand, I've made mistakes, I'm just a man.
When he holds you close, when he pulls you near
When he says the words you've been needing to hear
I'll wish I was him that those words were mine
To say to you till the end of time
Yeah, I will love you baby - Always
And I'll be there forever and a day - Always 
If you told me to cry for you
I could
If you told me to die for you
I would
Take a look at my face
There's no price I won't pay
To say these words to you 
Well, there ain't no luck
In these loaded dice
But baby if you give me just one more try
We can pack up our old dreams
And our old lives
We'll find a place where the sun still shines 
And I will love you, baby - Always
And I'll be there forever and a day - Always
I'll be there till the stars don't shine
Till the heavens burst and
The words don't rhyme
And I know when I die, you'll be on my mind
And I'll love you - Always
Bon Jovi, Always

Selalu, teriris, ketika mendendangkan alunan musiknya, mengucap liriknya. Lebih dari sekedar bernyanyi dan selera bermusik. Bon Jovi mampu hadirkan gairah mencinta yang abadi. Berbahagialah orang-orang yang dicintai. Berbahagialah kalian yang mencinta, selalu. Ketulusan yang dihadirkan, merenyuh siapa pun yang mendengar. Harapan dan keinginan ada dalam cinta, selalu seumur hidup. Ketulusan dan kesetiaan mampu mengalahkan kematian bahkan, saya yakin itu, percaya itu. Hiduplah dalam cinta, selalu.

Kurnia Yunita Rahayu

Saturday, February 4, 2012

Aku, Kamu, Bebas!

Lagi-lagi menghilang, lagi-lagi tidak menulis. Belakangan ini saya pun agak kesal dengan otak ini. Jarang bisa diajak berdamai, malah lupa akan hal-hal yang terdaulat, disuka. Banyak kegiatan dilakukan, mobilitas makin tinggi. Banyak hal baru didapat, tapi tak pelak beribu macam juga terlewat, terlantar, terlepas. Entahlah, lepas delapan belas bulan ruang hidup baru saya berlangsung. Dalam delapan belas itu saya terus mencoba menjadi manusia. Meraih kembali hak-hak otonom atas diri yang bertanggung jawab.

Bukan menghilang sekedar lari dari hidup, namun benar hidup baru saya jalani. Kecendrungan untuk menyendiri kini dipaksa dikikis, demi tugas. Tugas membentuk manusia. Terdengar sangat sombong dan arogan, namun begitulah. Hari-hari saya kini dihabiskan untuk merumus teori-teori pembentukan manusia. Bahan utama untuk memproses tugas tersebut adalah interaksi sosial. Mungkin poin ini yang membuat jadi berat. Kesulitan karena kecendrungan menikmati diri sendiri sangat mendominasi diri.

Ada satu hal menarik dalam perumusan tersebut yang saya nikmati. Tidak lain pembebasan diri sendiri lah yang sebenarnya sedang saya lakukan. Tentunya proses penciptaan teori tersebut dilakukan bersama dengan mereka yang mau dibentuk, kami bersama menentu kebutuhan, menyusun sintesa. Teori tidak secara arogan saya tentukan sendiri, karena saya tidak berada di luar mereka. Kita ini sama, sama-sama harus keluar dari hegemoni pihak dominan. Bersama melakukan pembebasan.

Kurnia Yunita Rahayu