Saturday, February 26, 2011

Aku, otak, dan hati. Terjerembab!

Sang filsuf mengatakan bahwa kebenaran itu relatif. Bergantung pada kesesuaiannya pada kenyataan. Kini yang jadi persoalan adalah: tidak ada kenyataan yang kekal, selalu berubah seiring berjalannya waktu.

Sebagai seorang yang hidup dalam waktu kini akupun mempertanyakan: apakah kebenaran perasaan yang pernah pernah singgah di hatiku akan tetap ada? Dengan ukuran yang samakah?

Saat ini kegundahan menggerogoti hati kecil ini. Ketidakadilan keadaan dan kesakitan-kesakitan berlomba-lomba menguasai pedalaman hati ini

Lalu sekarang aku harus apa? Aku memang egois, aku tidak mau sakit. Paling tidak aku akan membutuhkan segala yg dapat kujadikan pembenaran atas setiap keputusan yang pernah dan akan kubuat.

Kurnia Yunita Rahayu

Wednesday, February 2, 2011

Pisah?

Jika memang harus berpisah, kenapa tidak?
Beberapa orang teman seangkatan di kampus saya memutuskan untuk mengakhiri pendidikannya di universitas karena berbagai macam alasan.
Sebagai teman, mungkin saya merasa akan ada yang hilang karena sedikit banyak mereka sudah menjadi bagian dari hidup saya selama enam bulan belakangan.
Mohon maaf jika hanya itu yang saya rasakan.

Memang, saya memilih untuk tidak terlalu dalam mengenal kalian. Karena jujur, saya takut dikecewakan.
Kini pilihan saya jatuh pada: saya tidak ingin tahu banyak daripada harus menderita banyak kekecewaan karena terlanjur mengetahui pedalaman sesuatu.
Di akhir, saya ingin mengucapkan selamat jalan bagi kalian yang sudah memiliki jalan sendiri. Semoga akan menjadi keputusan yang terbaik, God bless you guys..