Monday, April 4, 2011

Rutinitas?

Rutinitas ini akan sampai pada titik "membunuh" apabila aku hanya mengikutinya.

Seperti sebuah kapasitor, sepertinya manusia juga akan sampai pada titik saturasinya. Ketika yang sebenarnya sangat disukai dilakukan berulang-ulang, dengan cara yang sama, melalui topik yang sama, sampai pada tingkat kelelahan yang menggila.

Bagaimana cara agar aku, kamu, kita, dan mereka tidak hidup hanya mengikuti arus? Rasanya sangat ideal seorang manusia mengharapkan hal macam ini. Namun kupikir ini penting, agar segala hal yang dikerjakan menjadi maksimal, aliran darah menderas secara normal, dan alunan nada analisis kehidupan menjadi semakin tajam.

Oh jadi apa ini yang ideal bagiku? Menginginkan hidup yang tidak terduga? Bukankah Dia pun sudah merancang makhluknya sebagai yang hanya dapat mengikuti rencanaNya? Jadi bagian mana dari hidup ini yang dapat aku sebut sebagai rutinitas? Jika semua tak bisa aku ketahui dengan pasti, lalu mengapa ada cetusan ide untuk menggunakan kata rutinitas?

No comments:

Post a Comment